Senin, 07 November 2016
Rossi Sebut Lorenzo dan Iannone Buat MotoGP 2017 menarik Ditunggu
Bola.com, Valencia - Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi,
menyebut MotoGP 2017 akan sangat menarik ditunggu. Penyebabnya adalah
keputusan Jorge Lorenzo dan Andrea Iannone untuk berganti tim.Seperti diketahui, Lorenzo mulai musim depan akan membela tim Ducati.
Sementara Iannone yang terdepak dari Ducati akibat kehadiran Lorenzo,
memilih hijrah ke Suzuki.
"Musim baru akan dimulai pada Selasa setelah balapan MotoGP Valencia
dan itu akan menarik karena kita akan melihat contohnya, Lorenzo dengan
Ducati dan Iannone dengan Suzuki," kata Rossi seperti dikutip Crash, Sabtu (5/11/2016).
Sementara itu, Rossi menyebut balapan MotoGP Valencia, 13 November
2016, akan sangat penting buatnya. Pada balapan itu, The Doctor berharap
bisa mendapatkan informasi penting untuk tim mekanik menciptakan motor
yang lebih kompetitif pada musim depan.
"Ini sangat penting, karena kami berharap bisa mendapatkan motor baru
untuk musim depan. Dan akan ada tes yang penting, kami akan melakukan
tes di Sepang pada akhir bulan. Kami harus tahu apakah motor baru nanti
berada di jalur yang tepat untuk berkembang," ujar pemegang tujuh gelar
juara dunia MotoGP tersebut.
Seperti diketahui, Valentino Rossi akan
menjalani tes pascamusim MotoGP bersama rekan barunya,
Maverick Vinales, pada 22-24 November 2016 di Sirkut Sepang, Malaysia.
Pada tes tersebut, keduanya dikabarkan belum akan menjajal motor terbaru
Yamaha, YZR-M1 2017
Lorenzo Bicara Gelar Juara Dunia MotoGP Favorit saat di Yamaha
Bola.com, Barcelona - Pebalap Spanyol, Jorge Lorenzo,
menyebut gelar juara dunia MotoGP 2010 merupakan titel favoritnya
bersama Yamaha. Namun, X-Fuera paling menikmati kemenangan pada balapan
MotoGP 2015 di mana dia mengalahkan rekan setimnya, Valentino Rossi.Lorenzo sebenarnya sudah tiga kali menjadi juara dunia MotoGP bersama
Yamaha, yaitu pada 2010, 2012, dan 2015. Namun, ada hal yang membuat
kemenangan pada musim 2010 dan 2015 terasa sangat spesial buat pebalap
berusia 29 tahun itu.
"Gelar juara dunia pertama pada 2010 merupakan favorit saya. Selalu
dalam hidup, pertama kali Anda lakukan adalah yang paling emosional,
paling signifikan," kata Lorenzo dalam kolomnya di Autosport, Sabtu (5/11/2016).
"Tapi bagi saya, yang terakhir, 2015, adalah yang paling saya nikmati, itu memiliki rasa yang lebih baik," tambahnya.
Lorenzo mengatakan saat itu dia selalu berada di belakang Rossi. Dia
juga selalu bisa bertarung dengan nasib buruk dan hasil yang buruk.
Perjuangan luar biasa dilakukan Lorenzo untuk menyalip Rossi. Sempat
diwarnai kontroversi, pebalap kelahiran Mallorca, Spanyol, itu akhirnya
mampu menjadi juara dunia dengan torehan 330 poin, unggul 5 poin atas
Rossi.
"Musim 2015 nyaris musim yang sempurna untuk saya. Namun, sementara
kondisi fisik Anda tidak drop, Anda selalu belajar sesuatu. Pada setiap
tahunnya Anda menjadi lebih baik dan lebih baik lagi," tutur Jorge Lorenzo yang mulai musim depan bergabung dengan Ducati.
Tak Ingin Ikuti Jejak Jack Miller, Bastianini Belum Mau ke MotoGP
Bola.com, Valencia - Pebalap Gresini Racing, Enea Bastianini, tak ingin terburu-buru loncat kelas dari Moto3 ke MotoGP musim
depan. Rider asal Italia itu masih ingin mencari pengalaman di kelas
Moto2 terlebih dahulu sebelum akhirnya tampil di kompetisi tertinggi.GPone, Minggu (6/11/2015).
"Tentu saya ingin tampil di ajang MotoGP, itu impian saya dan semua pebalap pastinya. Namun, saya tak ingin terburu-buru seperti Jack Miller, saat saya untuk ke sana pasti akan tiba nantinya," ujar Bastianini dikutip dari
Performa Bastianini yang cemerlang pada Moto3 musim 2016 memang banyak menarik perhatian tim-tim satelit MotoGP untuk merekrutnya. Namun, rider berusia 18 tahun itu masih ingin mencicipi kompetisi Moto2 dan bahkan masih ingin mencari pengalaman di kelas Moto3.
"Kelas Moto2 menyajikan balapan yang juga kompetitif, saya ingin merasakannya terlebih dahulu. Bahkan di kelas Moto3 masih banyak ruang yang belum bisa saya kembangkan," sambungnya.
Performa Bastianini di kelas Moto3 musim ini memang cukup cemerlang. Dia bersaing ketat dengan Brad Binder yang menjadi juara dunia dan meraih satu kali podium pertama pada MotoGP Jepang beberapa waktu lalu.
Bila benar Bastianini bakal langsung lompat ke kelas MotoGP musim depan, maka dia akan mengikuti jejak Jack Miller yang juga langsung tampil di kompetisi tertinggi tanpa harus tampil di kelas Moto2 terlebih dahulu. Bersama tim Marc VDS Honda, Miller langsung meraih podium pada MotoGP Assen beberapa waktu lalu.
"Tentu saya ingin tampil di ajang MotoGP, itu impian saya dan semua pebalap pastinya. Namun, saya tak ingin terburu-buru seperti Jack Miller, saat saya untuk ke sana pasti akan tiba nantinya," ujar Bastianini dikutip dari
Performa Bastianini yang cemerlang pada Moto3 musim 2016 memang banyak menarik perhatian tim-tim satelit MotoGP untuk merekrutnya. Namun, rider berusia 18 tahun itu masih ingin mencicipi kompetisi Moto2 dan bahkan masih ingin mencari pengalaman di kelas Moto3.
"Kelas Moto2 menyajikan balapan yang juga kompetitif, saya ingin merasakannya terlebih dahulu. Bahkan di kelas Moto3 masih banyak ruang yang belum bisa saya kembangkan," sambungnya.
Performa Bastianini di kelas Moto3 musim ini memang cukup cemerlang. Dia bersaing ketat dengan Brad Binder yang menjadi juara dunia dan meraih satu kali podium pertama pada MotoGP Jepang beberapa waktu lalu.
Bila benar Bastianini bakal langsung lompat ke kelas MotoGP musim depan, maka dia akan mengikuti jejak Jack Miller yang juga langsung tampil di kompetisi tertinggi tanpa harus tampil di kelas Moto2 terlebih dahulu. Bersama tim Marc VDS Honda, Miller langsung meraih podium pada MotoGP Assen beberapa waktu lalu.
Pedrosa Tak Yakin Bisa Tampil di MotoGP Valencia
Bola.com, Valencia - Pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa,
mengaku tak yakin bisa tampil pada balapan penutup musim ini di
MotoGP Valencia, Minggu (13/11/2016). Pria Spanyol itu mengaku masih
harus menunggu perkembangan pemulihan tulang selangka kanan yang cedera
pada sesi latihan bebas MotoGP Jepang, 14 Oktober 2016.
"Setiap hari kondisi saya semakin baik. Rehabilitasi berjalan bagus dan kini saya hanya berpikir untuk kembali membalap," kata Pedrosa, dalam wawancara dengan situs Spanyol, AS, Jumat (4/11/2016).
"Saya bekerja keras supaya pulih untuk balapan Valencia. Tapi, saya tak yakin bisa tampil. Saya bakal tahu pada pekan depan. Saya akan memberi informasi kepada Anda," imbuh Dani Pedrosa.
Bos Honda, Livio Suppo, seusai MotoGP Malaysia, Minggu (30/10/2016), mengaku belum tahu apakah Pedrosa bakal turun di MotoGP Valenia. Kabar tentang kepastian partisipasi Pedrosa terpaksa ditunda karena menunggu perkembangan kondisinya.
Seperti diketahui, Pedrosa terpental dari motornya setelah crash di tikungan 11 pada menit-menit terakhir FP2 MotoGP Jepang. Usai kecelakaan, Pedrosa bisa berdiri sendiri meski harus dibantu marshal dan staf medis untuk keluar dari trek.
Setelah itu, Pedrosa langsung dibawa ke pusat medis dengan membonceng skuter. Di sana dia didiagnosis menderita retak tulang selangka bagian kanan. Tulang tersebut sebelumnya pernah patah pada 2011 dan Pedrosa juga mesti menjalani operasi pemasangan pelat titanium.
Cedera tersebut memaksa Dani Pedrosa absen pada seluruh rangkaian flyaway races yang dimulai dengan MotoGP Jepang. Posisi Pedrosa di Motegi digantikan pebalap penguji Honda asal Jepang, Hiroshi Aoyama.
Pada balapan di Phillip Island, posisi Pedrosa digantikan oleh Nicky Hayden. Adapun pada MotoGP Malaysia di Sepang lagi-lagi peran Dani Pedrosa diambil alih oleh
"Setiap hari kondisi saya semakin baik. Rehabilitasi berjalan bagus dan kini saya hanya berpikir untuk kembali membalap," kata Pedrosa, dalam wawancara dengan situs Spanyol, AS, Jumat (4/11/2016).
"Saya bekerja keras supaya pulih untuk balapan Valencia. Tapi, saya tak yakin bisa tampil. Saya bakal tahu pada pekan depan. Saya akan memberi informasi kepada Anda," imbuh Dani Pedrosa.
Bos Honda, Livio Suppo, seusai MotoGP Malaysia, Minggu (30/10/2016), mengaku belum tahu apakah Pedrosa bakal turun di MotoGP Valenia. Kabar tentang kepastian partisipasi Pedrosa terpaksa ditunda karena menunggu perkembangan kondisinya.
Seperti diketahui, Pedrosa terpental dari motornya setelah crash di tikungan 11 pada menit-menit terakhir FP2 MotoGP Jepang. Usai kecelakaan, Pedrosa bisa berdiri sendiri meski harus dibantu marshal dan staf medis untuk keluar dari trek.
Setelah itu, Pedrosa langsung dibawa ke pusat medis dengan membonceng skuter. Di sana dia didiagnosis menderita retak tulang selangka bagian kanan. Tulang tersebut sebelumnya pernah patah pada 2011 dan Pedrosa juga mesti menjalani operasi pemasangan pelat titanium.
Cedera tersebut memaksa Dani Pedrosa absen pada seluruh rangkaian flyaway races yang dimulai dengan MotoGP Jepang. Posisi Pedrosa di Motegi digantikan pebalap penguji Honda asal Jepang, Hiroshi Aoyama.
Pada balapan di Phillip Island, posisi Pedrosa digantikan oleh Nicky Hayden. Adapun pada MotoGP Malaysia di Sepang lagi-lagi peran Dani Pedrosa diambil alih oleh
Intip Rossi Balapan, Vinales Yakin Cepat Adaptasi di Yamaha
Bola.com, Barcelona - Pebalap Spanyol, Maverick Vinales,
mengaku yakin akan cepat beradaptasi dengan motor Yamaha pada balapan
MotoGP 2017. Dia mengaku sudah melihat sedikit karakter motor Yamaha YZR
M1 saat balapan dengan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Menurutnya, motor Yamaha memiliki kemiripan dengan kuda besi milik
Suzuki. Kemiripan itu terlihat dalam hal pengereman maupun akselerasi.
"Saat saya bersaing dengan Valentino atau Jorge di trek, saya melihat
karakter Yamaha hampir mirip dengan Suzuki baik dalam hal pengereman
maupun akselerasi. Saya yakin akan cepat beradaptasi dengan motor
Yamaha," tutur Vinales seperti dikutip Solomoto, Minggu (6/11/2016).
Seperti diketahui, Vinales akan menggeber motor Yamaha pada balapan
MotoGP 2017 setelah memutuskan untuk meninggalkan Suzuki. Dia mengisi
posisi Lorenzo yang menerima tantangan dari Ducati.
Pebalap berusia 22 tersebut jelas senang bisa bergabung dengan
Yamaha. Menurut Vinales, kepindahan ke tim Iwata itu bisa membuatnya
menjadi pebalap yang lebih baik.
"Saya harus bergabung dengan tim yang lebih berpengalaman. Semua
pengalaman dari tim teknik yang akan saya dapat tahun depan akan sangat
membantu saya," tutur Maverick Vinales.
Jorge Lorenzo Lebih Superior daripada Valentino Rossi di Yamaha
Bola.com, Barcelona - Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi
sudah menjadi rekan setim di Yamaha sejak MotoGP 2008. Pada musim 2017,
keduanya akan berpisah karena Lorenzo memutuskan pindah ke Ducati.
Musim depan menandai perceraian kedua Lorenzo dan Rossi setelah 2011.
Kala itu, Rossi yang hijrah ke Ducati. The Doctor menghabiskan dua
musim yang kurang mulus di Ducati sebelum kembali ke Yamaha pada 2013.
Selama tujuh tahun berbagi garasi di Yamaha, Lorenzo dan Rossi
sama-sama menorehkan prestasi gemilang. Namun, secara statistik
keseluruhan, siapa yang lebih unggul? Ternyata, Lorenzo sedikit lebih
superior ketimbang Rossi.
Saat menjadi rekan setim di Yamaha, Jorge Lorenzo dan Rossi sama-sama dua kali jadi juara dunia. Rossi pada 2008 dan 2009, sedangkan Lorenzo pada 2010 dan 2015.
Akan tetapi, gelar Rossi pada 2008 tak diraih dengan motor yang
benar-benar sama dengan Lorenzo. Saat itu, Rossi memakai ban
Bridgestone, sedangkan Lorenzo menggunakan ban Michelin. MotoGP baru
memperkenalkan pemasok ban tunggal pada 2009. Artinya, saat memakai
motor yang sama, Lorenzo unggul 2-1 atas Rossi.
Jorge Lorenzo juga mengungguli Rossi dalam hal jumlah kemenangan dan pole position.
Namun, X-Fuera kalah dari The Doctor soal jumlah podium dan poin total.
Rossi juga empat kali mengakhiri musim di atas Lorenzo.
Marc Marquez Dapat Banyak Tekanan pada MotoGP Musim Ini
Bola.com, Sepang - Pebalap Honda, Marc Marquez,
mengaku banyak mendapat tekanan dari berbagai pihak sebelum menjadi
juara MotoGP musim 2016. Dia menyebut tekanan itu datang karena
performanya yang menurun pada balapan MotoGP musim lalu.
"Gelar juara ini sangat berbeda dengan yang sebelumnya. Lebih banyak
tekanan yang saya rasakan, terlebih setelah kegagalan tahun lalu. Jadi
bisa dibilang gelar ini menjadi usaha saya yang paling keras selama di
MotoGP," ujar Marquez dikutip dari Mundo Deportivo, Selasa (1/11/2016).
perti diketahui, Marquez sudah memastikan gelar juara dunia
MotoGP 2016 pada balapan di Sirkuit Motegi, Jepang, 16 Oktober 2016.
Saat itu poin The Baby Alien tak lagi bisa dikejar Valentino Rossi dan
Jorge Lorenzo.
MotoGP 2016 kini menyisakan satu seri lagi. Meski demikian,
pebalap berusia 23 tahun itu sudah memiliki rencana jelang musim balap
2017.
"Saya sudah memiliki beberapa rencana untuk musim depan. Namun, untuk
pertama-tama saya ingin beristirahat dulu. Mungkin menikmati makan
malam bersama keluarga atau teman-teman yang selama satu musim ini
jarang saya dapatkan," ungkap Marc Marquez.
MotoGP: Lorenzo Tak Sabar Jajal Motor Ducati Buat Musim Depan
Bola.com, Sepang - Pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo,
memiliki keyakinan bisa tampil lebih baik pada ajang balap MotoGP musim
2017 bersama Ducati. Rider asal Spanyol itu percaya motor
Ducati Desmosedici GP17 yang bakal dia tunggangi akan jauh lebih cepat
ketimbang Yamaha YZR M-1.
"Ducati entah mengapa selalu tampil cemerlang di trek basah. Saya
penasaran bagaimana jadinya jika menunggangi motor mereka ketika trek
kering, saya yakin performa saya bisa lebih baik dibanding bersama
Yamaha," ujar Lorenzo dikutip dari Tuttorimotoriweb, Rabu (2/11/2016).
Performa Lorenzo memang sangat merosot bersama Yamaha di ajang balap
MotoGP musim 2016. X-Fuera gagal mempertahankan gelar juara dunia yang
diraih musim lalu dan bahkan akhirnya kalah dari Valentino Rossi dalam
perebutan posisi runner up.
Lorenzo juga berharap dengan kepindahannya ke Ducati musim depan bisa
kembali memulihkan nama baiknya yang saat ini tercemar akibat
kontroversi yang terjadi pada MotoGP musim 2015. Pebalap berusia 29
tahun itu memang mendapat cemoohan dari penggemar Rossi pada balapan
MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang akhir pekan lalu.
"Sejujurnya saya sangat menghormati para penggemar yang mencintai
para pebalap secara menyeluruh, meski dia adalah salah satu rival dari
sang idola. Namun, keadaan itu tak ada lagi saat ini. Saya harap ke
depannya kejadian seperti ini tak terulang karena semua pebalap
sama-sama mempertaruhkan nyawanya ketika berada di lintasan," tegas
juara dunia MotoGP tiga kali tersebut.
Di sisa satu seri balapan yakni MotoGP Aragon, Jorge Lorenzo tetap
harus meraih poin maksimal jika prestasinya tak ingin kembali merosot.
X-Fuera yang kini menghuni posisi tiga klasemen masih terancam digeser
oleh pebalap Suzuki Ecstar, Maverick Vinales, yang terpaut 17 poin di
peringkat empat.
Diguyur Hujan, MotoGP Malaysia 2016 Cetak Rekor Jumlah Penonton
Bola.com, Sepang - Hujan deras ternyata tak berpengaruh terhadap jumlah penonton MotoGP Malaysia 2016. Bahkan, seri balap yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang itu mampu memecahkan rekor spektator.
Selama tiga hari penyelenggaraan pada 28-30 Oktober 2016, MotoGP
Malaysia mampu menyedot sebanyak 161.533 penonton. Jumlah tersebut
melewati catatan musim 2015, yaitu 150.563 penonton.
"Terobosan baru kami dengan menghadirkan beragam aktivitas menarik
seperti Watch The Race From The Sky dan Rockaway Malaysia MotoGP Weekend
mendapat tanggapan positif dari para penonton, terutama generasi muda,"
kata Chief Executife Officer Sirkuit Internasional Sepang, Datuk Razlan
Razali, seperti dikutip dari Super Sport, Rabu (2/11/2016).
Watch The Race From The Sky merupakan pengalaman menonton MotoGP
Malaysia sambil makan di ketinggian 46 meter di atas permukaan bumi.
Sementara itu, Rockaway Malaysia MotoGP Weekend adalah festival musik
rock di Sirkuit Sepang pada sela-sela MotoGP Malaysia yang tahun ini
menampilkan band legendaris Jerman, Scorpions.
"Kami akan kembali mengeksplorasi opsi-opsi lainnya untuk menarik minat penonton pada masa depan," ujar Datuk Razlan Razali.
Malaysia telah meneken kontrak baru dengan Dorna untuk menggelar
MotoGP hingga 2021. Kontrak lama MotoGP Malaysia habis pada 2016.
"Tak sulit bagi kami meyakinkan pemerintah Malaysia untuk mendukung pergelaran MotoGP karena tiketnya setiap tahun selalu sold out.
Bagi Malaysia, MotoGP bukan lagi sekadar penyumbang devisa negara, tapi
juga menjadi panggung pebalap muda lokal untuk bersaing di tingkat
dunia,' kata Datuk Razlan Razali.
Balapan MotoGP Malaysia 2016
berlangsung dalam kondisi basah. Pebalap Ducati, Andrea Dovizioso,
keluar sebagai juara setelah mengalahkan duo Movistar Yamaha, Valentino
Rossi dan Jorge Lorenzo.
Ducati Targetkan Juara Dunia MotoGP Bersama Jorge Lorenzo
Bola.com, Bologna - General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, mengatakan target Ducati bersama Jorge Lorenzo adalah menjadi juara dunia MotoGP. Dia tak ingin Ducati hanya sekadar jadi penggembira.
"Kami tak akan melakukan investasi besar buat pebalap dan motor hanya
untuk finis ketiga dan keempat. Target kami adalah bertarung untuk
menang di setiap balapan dan bersaing dalam perebutan titel," kata
Dall'Igna seperti dilansir GPOne, Rabu (2/11/2016).
Lorenzo akan bergabung dengan Ducati dari Movistar Yamaha per Januari
2017. Namun, X-Fuera mendapat eksepsi dari Yamaha untuk ikut tes bareng
Ducati pada tes resmi selepas seri terakhir musim 2016, MotoGP
Valencia, pada 15-16 November.
"Tes selama dua hari nanti sangat penting buat kami. Ketika Jorge
menjajal Desmosedici untuk pertama kali, dia mungkin akan mengungkapkan
kelebihan dan kekurangannya," ujar Dall'Igna.
Namun, Dall'Igna belum bisa memastikan motor apa yang akan digeber
Lorenzo pada tes di Valencia. Namun, dia berharap Lorenzo bisa langsung
mencoba Desmosedici GP17.
"Idealnya Jorge Lorenzo
langsung menggeber Ducati Desmosedici GP17. Namun, kami baru akan
membuat keputusan akhir dalam beberapa hari ke depan," kata Dall'Igna.
4 Momen Buruk Valentino Rossi di MotoGP Valencia
Bola.com, Jakarta - Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, dihantui kenangan buruk jelang balapan MotoGP Valencia, di Spanyol, Minggu (13/11/2016).MotoGP Valencia mungkin bisa dikatakan sebagai seri yang menjadi
momok untuk Rossi. Selama berkarier di level tertinggi balapan motor
tersebut, rider asal Italia itu tercatat pernah empat kali merasakan
kesialan di Sirkuit Ricardo Tormo.
Beruntung pada musim ini Rossi datang ke sirkuit tersebut pada saat
sudah tak mempertaruhkan apapun. Perebutan posisi kedua di klasemen
akhir MotoGP 2016 kontra Jorge Lorenzo sudah dimenanginya. Itu artinya,
pada balapan di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (13/11/2016), Rossi hanya
perlu tampil sebaik-baiknya tanpa perlu takut kehilangan apapun.
Apa sajakah momen buruk yang pernah dialami The Doctor di MotoGP Valencia? Berikut ini rangkuman Bola.com dari berbagai sumber:
Musim 2006
Momen pahit pertama terjadi pada balapan MotoGP Valencia 2006. Ketika
itu, Rossi harus merelakan gelar juara dunia MotoGP yang sudah di depan
mata disabet pebalap Honda, Nicky Hayden.
Sebelum balapan itu, The Doctor sebenarnya memimpin klasemen
sementara dengan 244 poin. Sedangkan Hayden ada di posisi kedua dengan
selisih tiga poin.
Namun, keunggulan itu gagal disempurnakan menjadi gelar juara dunia di Sirkuit Ricardo Tormo. Start dari pole position, The Doctor langsung
melorot ke urutan tujuh setelah start. Pembalap Italia dari tim Camel
Yamaha itu terguling di sebuah tikungan pada lap kelima, yang membuat
motornya terseret ke gravel. Ia memang sanggup meneruskan lomba, tapi
dengan menyadari gelar sudah lepas dari genggaman.
Valentino Rossi hanya
meraih tiga poin setelah finis di posisi ke-13. Sementara itu, Hayden
finis di peringkat ketiga. Pebalap Amerika Serikat itu pun akhirnya
menyabet gelar juara dunia setelah memimpin klasemen dengan 252 poin.
Sedangkan Rossi harus puas di posisi kedua dengan 247 poin
Marc Marquez Ungkap Kunci Sukses Juara MotoGP 2016
Bola.com, Berlin - Marc Marquez
membeberkan kunci sukses jadi juara dunia MotoGP 2016. Menurut pebalap
Repsol Honda itu, dirinya mempunyai satu keunggulan yang tak dimiliki
pebalap lain, yaitu kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan cuaca
saat lomba.
"Salah satu hal terpenting pada tahun ini adalah kemampuan beradaptasi saat hujan atau trek yang sangat licin. Saya bisa cepat beradaptasi dengan segala macam kondisi saat lomba. Menurut saya, itulah yang membedakan saya dengan pebalap lain. Saya bisa cepat mengubah gaya balap," kata Marquez seperti dikutip dari Speedweek, Jumat (4/11/2016).
Selain kemampuan beradaptasi terhadap perubahan cuaca, Marquez juga tampil lebih konsisten ketimbang dua rivalnya, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Sepanjang musim ini, Marquez cuma sekali gagal merebut poin, itupun ketika sudah memastikan diri sebagai juara dunia pada MotoGP Malaysia.
Di sisi lain, Rossi dan Lorenzo sama-sama pernah empat kali gagal meraih poin. Akibatnya, dua pebalap Movistar Yamaha itu sulit mengejar Marquez.
Marc Marquez bisa konsisten karena menerapkan strategi yang konservatif. Dia lebih memilih tak menang tapi mendapat poin daripada memaksakan diri jadi juara tapi malah jatuh dan kehilangan banyak poin.
"Saya sebenarnya selalu tampil maksimal saat lomba. Namun, sebagai pebalap sangat penting untuk memahami batasan diri sendiri. Setelah itu lupakan pebalap lain dan fokus pada diri sendiri. Hal inilah yang tak saya pahami sebelumnya," ujar Marquez.
"Tahun ini saya mencoba konsisten sampai titel sudah berada dalam genggaman. Saya sempat tampil ngotot lagi di Phillip Island (setelah mengamankan gelar) dan terjatuh. Hal itu membuktikan strategi saya tahun ini sudah tepat," kata Marquez.
Marc Marquez memakai taktik main aman setelah belajar dari kegagalan pada MotoGP 2015. Tahun lalu, Marquez kalah bersaing dengan Lorenzo dan Rossi karena sering terjatuh akibat terlalu memaksakan diri saat lomba.
"Salah satu hal terpenting pada tahun ini adalah kemampuan beradaptasi saat hujan atau trek yang sangat licin. Saya bisa cepat beradaptasi dengan segala macam kondisi saat lomba. Menurut saya, itulah yang membedakan saya dengan pebalap lain. Saya bisa cepat mengubah gaya balap," kata Marquez seperti dikutip dari Speedweek, Jumat (4/11/2016).
Selain kemampuan beradaptasi terhadap perubahan cuaca, Marquez juga tampil lebih konsisten ketimbang dua rivalnya, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Sepanjang musim ini, Marquez cuma sekali gagal merebut poin, itupun ketika sudah memastikan diri sebagai juara dunia pada MotoGP Malaysia.
Di sisi lain, Rossi dan Lorenzo sama-sama pernah empat kali gagal meraih poin. Akibatnya, dua pebalap Movistar Yamaha itu sulit mengejar Marquez.
Marc Marquez bisa konsisten karena menerapkan strategi yang konservatif. Dia lebih memilih tak menang tapi mendapat poin daripada memaksakan diri jadi juara tapi malah jatuh dan kehilangan banyak poin.
"Saya sebenarnya selalu tampil maksimal saat lomba. Namun, sebagai pebalap sangat penting untuk memahami batasan diri sendiri. Setelah itu lupakan pebalap lain dan fokus pada diri sendiri. Hal inilah yang tak saya pahami sebelumnya," ujar Marquez.
"Tahun ini saya mencoba konsisten sampai titel sudah berada dalam genggaman. Saya sempat tampil ngotot lagi di Phillip Island (setelah mengamankan gelar) dan terjatuh. Hal itu membuktikan strategi saya tahun ini sudah tepat," kata Marquez.
Marc Marquez memakai taktik main aman setelah belajar dari kegagalan pada MotoGP 2015. Tahun lalu, Marquez kalah bersaing dengan Lorenzo dan Rossi karena sering terjatuh akibat terlalu memaksakan diri saat lomba.
Bos Ducati: Casey Stoner Tak Ingin Balapan Lagi di MotoGP
Bola.com, Sepang - Casey Stoner menunjukkan sinyal tak ingin kembali membalap di ajang MotoGP.
Menurut Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, tanda-tanda itu
ditunjukkan dengan gamblang oleh Stoner saat menolak turun di MotoGP
Austria pada 14 Agustus 2016.
Ducati memiliki satu jatah wildcard pada balapan MotoGP Austria. Jatah itu telah ditawarkan kepada Stoner. Namun, pebalap asal Australia itu menolak kesempatan untuk kembali bersaing di lintasan.
"Dalam negosiasi dengan Casey, kontraknya hanya melakukan tiga kali tes, tak ada peluang tampil lagi di grand prix," kata Ciabatti, seperti dilansir Motorsport, Sabtu (5/11/2016).
"Yang terjadi adalah ketika Anda melihatnya di motor dan menyadari berapa cepat dirinya, Anda berpikir rasanya seperti mimpi jika dia kembali membalap. Tapi, pada akhirnya, dia tak setuju tampil di MotoGP. Dia memang tak ingin balapan lagi," imbuh Ciabatti mengomentari sikap Casey Stoner.
Muncul tudingan tindakan Ducati menawarkan wildcard untuk Stoner tersebut hanya untuk publikasi di media. Namun, Ciabatti membantah anggapan tersebut. "Tak ada strategi marketing di belakang hal itu," tegas bos Ducati tersebut.
Seperti diketahui, Stoner digaet oleh Ducati pada akhir 2015 sebagai pebalap penguji sekaligus duta tim. Pada pertengahan tahun ini, Stoner bersama dua pebalap Ducati, Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone menjalani dua hari tes di Sirkuit Red Bull Ring yang digelar menjelang MotoGP Austria.
Ducati mendominasi sesi tes tersebut, terutama Casey Stoner yang mencatat waktu tercepat ketiga. Dia kemudian mendapat tawaran untuk membalap sebagai wildcard di sirkuit yang belum pernah dijajalnya saat berkiprah di ajang MotoGP. Namun, tawaran itu ditolak oleh sang pebalap.
Ducati memiliki satu jatah wildcard pada balapan MotoGP Austria. Jatah itu telah ditawarkan kepada Stoner. Namun, pebalap asal Australia itu menolak kesempatan untuk kembali bersaing di lintasan.
"Dalam negosiasi dengan Casey, kontraknya hanya melakukan tiga kali tes, tak ada peluang tampil lagi di grand prix," kata Ciabatti, seperti dilansir Motorsport, Sabtu (5/11/2016).
"Yang terjadi adalah ketika Anda melihatnya di motor dan menyadari berapa cepat dirinya, Anda berpikir rasanya seperti mimpi jika dia kembali membalap. Tapi, pada akhirnya, dia tak setuju tampil di MotoGP. Dia memang tak ingin balapan lagi," imbuh Ciabatti mengomentari sikap Casey Stoner.
Muncul tudingan tindakan Ducati menawarkan wildcard untuk Stoner tersebut hanya untuk publikasi di media. Namun, Ciabatti membantah anggapan tersebut. "Tak ada strategi marketing di belakang hal itu," tegas bos Ducati tersebut.
Seperti diketahui, Stoner digaet oleh Ducati pada akhir 2015 sebagai pebalap penguji sekaligus duta tim. Pada pertengahan tahun ini, Stoner bersama dua pebalap Ducati, Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone menjalani dua hari tes di Sirkuit Red Bull Ring yang digelar menjelang MotoGP Austria.
Ducati mendominasi sesi tes tersebut, terutama Casey Stoner yang mencatat waktu tercepat ketiga. Dia kemudian mendapat tawaran untuk membalap sebagai wildcard di sirkuit yang belum pernah dijajalnya saat berkiprah di ajang MotoGP. Namun, tawaran itu ditolak oleh sang pebalap.
Jorge Lorenzo dan Momen Emosional pada MotoGP Valencia
Bola.com, Valencia - Jorge Lorenzo bakal
menyudahi kariernya selama sembilan tahun di Yamaha pada MotoGP
Valencia, Spanyol, Minggu (13/11/2016). Pebalap Spanyol yang musim depan
hijrah ke Ducati itu menyatakan balapan di Valencia bakal menjadi momen
yang sangat emosional.
"Membalap bersama tim (Movistar Yamaha) untuk terakhir kali di
Valencia bakal menjadi momen yang sangat emosional, karena tim ini telah
memberikan banyak hal untuk saya," ujar Lorenzo, seperti dilansir Autosport, Sabtu (5/11/2016).
"Saya sangat termotivasi untuk bekerja sekeras mungkin dan menyudahi
balapan dengan memberikan kemenangan untuk Yamaha," imbuh
Lorenzo mengungkap targetnya di MotoGP Valencia.
Jorge Lorenzo kemudian
mengenang kebersamaan selama sembilan tahun bersama Yamaha. Menurutnya,
Yamaha selalu berusaha memberikan motor yang lebih baik dari tahun ke
tahun.
"Menengok kembali selama sembilan tahun, Yamaha adalah pabrikan tak
terlalu banyak berubah, dari tahun ke tahun yang lain. Mereka selalu
memperhatikan detail kecil, hal-hal kecil, selalu beruasha mengembangkan
motor, tapi tak pernah membuat motor yang lebih buruk. Mereka selalu
memberikan sesuatu yang lebih baik," ujar Lorenzo.
Lorenzo menikmati momen-momen istimewa selama sembilan tahun di
Yamaha. Dia berhasil mengoleksi tiga gelar juara dunia MotoGP, pada
2010, 2012, dan 2015. Namun, musim terakhirnya di Yamaha diwarnai dengan
perang dingin dengan rekan setimnya, Valentino Rossi. Selain itu, dia
juga gagal mempertahankan gelar juara dunia MotoGP yang direbut oleh
Marc Marquez.
Jorge Lorenzo kemungkinan bisa membalap lepas pada race
terakhir 2016 di MotoGP Valencia tersebut. Selain gelar juara sudah
didekap Marquez, posisi kedua pun sudah disegel oleh Valentino Rossi.
Alhasil, Lorenzo kini hanya perlu menikmati balapan untuk mengejar
kemenangan terakhir bersama Movistar Yamaha.
Marc Marquez: Aturan Baru Sangat Menentukan Hasil MotoGP 2016
Bola.com, Barcelona - Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez,
menyebut aturan baru sangat menentukan hasil pada balapan MotoGP 2016.
Dia tak menutupi sempat kesulitan dengan aturan baru yang diterapkan
Dorna, selaku penyelenggara."Aturan baru sangat menentukan pada 2016, karena berdasarkan hasil
final, saya harus mengatakan pada awal musim itu menjadi masalah besar
buat kami," tutur Marquez seperti dikutip Speedweek, Sabtu (5/11/2016).
Seperti diketahui, pada musim 2016 Dorna menentukan beberapa aturan
baru. Yang paling krusial adalah penggunaan sistem elektronika tunggal,
yaitu Magnetti Marelli. Lalu penggunaan ban dari yang sebelumnya
Bridgestone beralih ke Michelin.
Perubahan ini sempat dikritik beberapa pihak termasuk Marquez. Pada
sesi tes pramusim, Marquez dibuat kewalahan dengan perangkat elektronika
dan ban baru.
Namun, lambat laun pebalap asal Spanyol itu mampu beradaptasi. Pada saat balapan dimulai, Marquez tak memperlihatkan dirinya pernah bermasalah dengan perangkat elektronika dan ban yang baru.
Namun, lambat laun pebalap asal Spanyol itu mampu beradaptasi. Pada saat balapan dimulai, Marquez tak memperlihatkan dirinya pernah bermasalah dengan perangkat elektronika dan ban yang baru.
"Awalnya kami kesulitan, tes musim dingin yang rumit. Saya melakukan
banyak pertemuan dengan Honda, di mana saat itu saya berjanji akan lebih
konservatif dan konsentrasi untuk mendapatkan poin sebanyak mungkin
pada balapan pertama," ujar pebalap yang sudah menggondol tiga gelar
juara dunia MotoGP tersebut.
Marc Marquez menambahkan,
"Pada paruh musim, mereka bisa membantu saya. Saya meminta mereka untuk
menunjukkan kepada semua orang seberapa hebat Honda dapat bereaksi
terhadap tantangan tersebut. Hasilnya, kami berada jauh di tingkat
atas."
Langganan:
Postingan
(
Atom
)